Kuala Lumpur ( Berita ) : Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia ikut berdayakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan melakukan pembinaan mental rohani dan peningkatan kemampuan.
“Pembinaan spritual ini bentuknya kami adakan pengajian agar mereka tidak mudah tergoda oleh berbagai rayuan perbuatan berdosa seperti seks bebas karena mereka datang ke Malaysia hanya sendiri tidak bawa keluarga,” kata Ketua PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik, di Kuala Lumpur, Kamis [12/03] .
Peningkatan kemampuan yang diberikan kepada TKI adalah pengetahuan bagaimana mengelola keuangan agar gaji mereka tidak habis dan pola menabung. “Kami memberikan pengetahuan praktis agar mereka bisa mengelola keuangan, bisa mengirim uang ke keluarga di Indonesia, dan tidak habis untuk membeli barang konsumtif,” katanya.
PPI telah menandatangani MOA (memorandum of agreement) dengan Istawa (Indonesian student and worker association) untuk melakukan program pemberdayaan terhadap para TKI.
Penandatanganan MOA itu dilakukan oleh ketua PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik dengan Ketua Istawa Samheri Ismail di kampus Universiti Utara Malaysia Kedah, Sabtu (7/3) disaksikan oleh kepala KJRI Penang Moenir Ari Sunanda dan atase pendidikan KBRI M Imran Hanafi serta sekitar 150 mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti “Leadership Gathering Camp”.
Ketua ISTAWA Samheri Ismail menjelaskan lembaganya didirikan sebagai inisiatif untuk memberdayakan para TKI. ?Kami melihat bahwa pemberdayaan TKI ini merupakan kebutuhan dan keharusan. Mereka adalah kelompok yang perlu mendapat perhatian,? tandas Samheri. “Hingga saat ini, kami sudah melakukan pemberdayaan kepada hampir 2.000 TKI yang tersebar di beberapa titik,” lanjut Samheri. Irfan dan Samheri berharap melalui kerjasama ini, akan muncul sinergi positif antara mahasiswa dan para TKI yang bekerja di pabrik-pabrik serta sektor informal lainnya.
“Mudah-mudahan dengan kerjasama ini, ISTAWA dan PPIM dapat memberikan kontribusi nyata dalam membantu para TKI. Meski kami akui, bahwa jumlah TKI yang baru dapat kami jangkau masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan TKI yang ada di Malaysia,” kata Samheri. ( ant )
Thursday, March 12, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
ini memeang sudah seharusnya,dan lagi lagi seharusnya sejak duuulu dilakukan...karena menurut saya,terlalu banyak exploitasi negatif buat TKI di Malaysia(ini hanya pendapat pribadi..lho..)..kalau pendapat pemerintah RI..tunggu nanti kalau saya jadi Presiden yang kedua puluh tiga,pada kehidupan berikutnya (hi hi hiii..yang ini hanya guyon kok...).
teruskan usaha anda dalam menulis tentang TKI..setidaknya ini bisa membuat kami lebih mengerti,suka atau duka TKI..
makasih coomentnya...tki kelihatannya suka but masih banyak cerita duka...seperti bagaimana seorang tki membunuh diri akibat tidak bisa menerima tekanan dari lingkungan yang selalu tidak bersahabat.karena yang kita hadapi adalah orang luar yg biasanya diskriminatif terhadap orang asing lainnya....
Yah... sebagai sesama orang indonesiakan memang harus saling bantu...
langkah positif yang pantas kita dukung :)
thanks sudah mampir ke blog ku di sigitarinto(dot)com
Maju terus...!!
Mundur jangan..!!
Post a Comment